Blogger news

Friday, February 7, 2014

Fakta-fakta Yang Membantah 'Kepercayaan' Lama Soal Percintaan


Cinta harus selalu berkorban? Ah, itu dulu. Banyak hal yang dulu kita yakini sebagai sebuah kebenaran kini terbantahkan. Penelitian-penelitian ini menunjukkan empat dari tujuh fakta yang membantah kepercayaan lama mengenai cinta

Dulu: Pacar dan teman tak harus seiring sejalan
Kini: Pilih kekasih yang disukai teman
“Sebuah studi terbaru di tahun 2013 menemukan bahwa kita akan merasa lebih bahagia kerika teman-teman menunjukkan dan mengekspresikan rasa bahagianya untuk kita,” ujar Melody Wilding, seorang licensed MSW dan therapist for female entrepreneurs.
Dukungan dari teman-teman biasanya akan memperkuat perasaan positif kita akan sesuatu, termasuk hubungan cinta.

Dulu: Cinta adalah pengorbanan
Kini: Batasi pengorbanan
Pengorbanan memang penting tapi terlalu banyak berkorban juga tidak sehat dalam sebuah hubungan. Demikian hasil studi yang dipimpin oleh Casey Totenhagen, Ph.D dari University of Arizona.
Menurut Casey, berkorban untuk membuat pasangan senang memang bagus, tapi melakukannya saat sedang stres bukanlah pilihan baik, karena Anda akan melakukannya dengan terpaksa. Pada akhirnya, Anda dan dia sama-sama tidak bahagia.

Dulu: Jadi pendengar yang baik
Kini: Respons positif
“Salah satu tip terbaik yang pernah saya dapatkan dari penelitian yang berkaitan dengan memperkuat hubungan adalah aktif memberikan respons, ujar John Schinnerer Ph.D, seorangpositive psychology coach and anger management specialist di California.
Dalam sebuah hubungan cinta, respons positif untuk pasangan sangatlah penting. Ketika pasangan menyampaikan berita bahagia karena baru saja mendapatkan promosi di kantor, respons positif dari Anda dalam bentuk pujian dan pelukan akan membuat si dia sangat berarti.

Dulu: Mengeluh
Kini: Menerima dan bersyukur
Seberapa sering pasangan Anda berusaha melakukan sesuatu yang menyenangkan hati? Meski mungkin saat itu dia terlambat datang dan membuat Anda kesal, jangan lantas meluapkan kekesalan Anda. Daripada mengeluh, cobalah bersyukur.
“Apa pun pengorbanan pasangan, sediakan waktu lebih untuk mensyukurinya. Fokus pada rasa bersyukur memiliki kekasih romantis bisa menjadi relationship booster shot,” kata Sara Algoe, Ph.D., penulis dan pemimpin studi Positive Thinking and Romantic Partners dari University of North Carolina, Chapel Hill.
Dalam penelitiannya, Sara mendapatkan fakta bahwa naik turunnya kualitas hubungan berkaitan dengan perasaan bersyukur.

Dulu: Memendam perasaan
Kini: Tuliskan!
Mengekspresikan dan menuangkan apa yang Anda pikirkan ke dalam sebuah tulisan sangatlah baik untuk kehidupan cinta Anda. Tentunya tak hanya saat sedang dimabuk cinta, tapi juga selama menjalankan sebuah hubungan.
Northwestern University melakukan sebuah penelitian yang dipimpin oleh Eli Finkel, Ph.D., melibatkan 120 pasangan berpartisipasi dalam intervensi penulisan, di mana mereka diminta menuliskan hal yang paling mereka tak setujui dari pasangannya dalam perspektif pihak ketiga yang netral.
Hasilnya, pasangan yang rutin menulis melaporkan bahwa hubungan mereka sangat memuaskan, penuh cinta, keintiman, kepercayaan, dan komitmen. Sementara kelompok ke dua mengalami penurunan kualitas dalam pernikahan.

Dulu: Malu mengekspresikan perasaan
Kini: Tunjukan kissy face
Studi yang dilakukan di Oxford University dengan penelitian yang dipimpin oleh Rafael Wlodarski menyatakan mencium akan membantu kita mempertahankan hubungan dengan pasangan.
Dari penelitian ini diketahui bahwa ciuman digolongkan oleh perempuan sama pentingnya dengan hubungan jangka panjang, di mana ciuman berperan dalam ikatan kasih sayang dan keterikatan dengan pasangan.
“Kami menemukan bahwa jumlah ciuman dalam hubungan berkaitan dengan kepuasan hubungan. Tak seperti ciuman, seks justru tidak berhubungan dengan kepuasan hubungan,” ujar Wlodarski.

Dulu: “Telepon-teleponan” sampai pagi
Kini: Telepon secukupnya, tidur berkualitas
Anda dan dia sama-sama butuh istirahat. Ngobrol di telepon sampai pagi memang bikin memuaskan kerinduan, tapi kalau ini sering dilakukan bisa mengganggu hubungan.
Pasalnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur juga bisa menjadi penyebab pertengkaran dengan pasangan semakin buruk. Inilah hasil studi yang dilakukan psikolog dari UC Berkeley, Amie Gordon dan Serena Chen.
Tujuh puluh delapan dari 100 Partisipan yang dijadikan objek studi melaporkan jika kualitas tidur mereka buruk, mereka jadi lebih sensitif dan gampang tersulut konflik dengan pasangan. Jadi, usahakan tidur nyenyak dengan jadwal yang sama, agar hubungan cinta tak terganggu.

Citra Liu BLOG



0 comments:

Post a Comment

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Members