Blogger news

Friday, January 31, 2014

Perhatikan, Kondom Membunuh Sperma Tapi Tidak Membunuh HIV !


Coba bayangkan bagaimana rasanya melakukan hubungan seksual dengan perasaan waswas. Khawatir mendapatkan kehamilan yang tidak dikehendaki atau tertular penyakit menular seksual, bahkan HIV/AIDS. Pasti hubungan seksual Anda jadi terasa tidak nyaman.

Beda kalau Anda pakai kondom. Apalagi saat ini tersedia banyak pilihan kondom, dari bentuk, warna, hingga rasa. Mau kondom yang bisa menyala pun ada.
Apa yang sebaiknya diketahui mengenai penggunaan kondom?
  • Jangan gunakan kondom bila kemasannya rusak, warnanya pudar, kering, atau lengket. Atau, bila Anda meragukan kualitasnya.
  • Jangan menyimpan kondom di dalam dompet atau saku belakang celana agar kondom tidak rusak.
  • Jaga kondom agar tidak terkena sinar matahari langsung. Simpanlah di tempat yang sejuk dan kering.
  • Jangan menggunakan pelumas berbahan dasar minyak seperti body lotion, vaseline, atau baby oil. Pelumas macam itu dapat menyebabkan kondom rusak atau robek. Pakailah pelumas yang berbahan dasar air.
  • Sewaktu hendak mengenakan kondom, pastikan kondom berkualitas baik, berstandar mutu internasional, dan tanggal kadaluarsanya tidak terlampaui.
  • Ingat, kondom yang mengandung spermicide (bahan pembunuh sperma) tetap tidak bisa menumpas virus HIV/AIDS. Virus HIV/AIDS hanya mati bila kontak dengan air dan udara hangat.
  • Jika ada kecenderungan mempunyai sperma yang banyak, bisa memilih kondom yang punya daya tampung besar.
  • Kondom dibuat hanya untuk sekali pakai. Jika kondom terlepas, ganti dengan yang baru.
  • Kalau kulit Anda sensitif atau alergi terhadap lateks, hentikan mengenakan kondom.
  • Jika terjadi iritasi setelah mengenakan kondom ber-spermicide, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Kelihatannya, memakai kondom yang bentuknya mirip balon tiup mainan anak-anak itu mudah dan sederhana. Namun, masih banyak pemakai yang keliru mengenakannya. Misalnya saja, memasang lipatannya terbalik, sehingga kondom tidak bisa terpasang. Supaya bisa dikenakan dengan mudah, gulungannya mesti berada di luar.
Seandainya terjadi salah pasang, segeralah ganti dengan yang baru untuk mencegah kemungkinan adanya cairan sperma yang sudah menempel pada kondom. Kalau penggantian tidak dilakukan, dikhawatirkan kehamilan atau penularan penyakit bisa terjadi.
Kekeliruan lain yang sering terjadi adalah si pria tidak langsung mencabut kondomnya ketika penis masih dalam keadaan ereksi atau tegang. Bila pelepasan kondom dilakukan setelah ereksinya sudah loyo, fungsi kondom sebagai penangkal kehamilan dan penularan penyakit bisa tak tercapai. 

Citra Liu BLOG

0 comments:

Post a Comment

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: youremail@gmail.com

Our Team Members